Seminggu belakangan ini, Indonesia geger karena ada
‘sosok’ baru yang mendadak terkenal melalui layar Televisi. Terkenal bukan
karena sosoknya yang menarik, bakatnya yang unik atau gayanya yang nyentrik
tetapi, terkenal karena banyak orang jadi korban dari racunnya yang melukai
kulit. Ya! Tomcat! Serangga inilah yang tak pernah absen diberitakan dan
dibicarakan orang-orang seminggu belakangan.
Di beberapa kota, puluhan orang telah menjadi korban racun
Tomcat, sehingga menyebabkan luka di daerah kulit, hal inilah yang menyebabkan
tomcat menjadi serangga paling ditakuti dan diburu untuk dibasmi. Padahal di
desa serangga jenis ini sering ditemui di sekitar hutan, sawah atau kebun.
Hewan yang memiliki nama latin Paederus riparius ini merupakan sejenis kumbang yang memiliki
ukuran relatif kecil sekitar 1 cm, dan biasanya habitatnya di daerah lembab di
sawah-sawah dan pada umumnya akan mengikuti cahaya lampu. Nama Tomcat sendiri
berasal dari nama sejenis pestisida, sedangkan di daerah-daerah tomcat ini sering
disebut semut kanai atau semut kayap.
Pada dasarnya serangga genus Paederus ini tidak menyerang manusia, serangga jenis ini menyerang
hanya untuk mempertahankan diri dari sesuatu yang mereka anggap pengganggu atau
predatornya, sehingga banyak manusia yang diserang bukan tujuan awal hewan ini
tetapi, dikarenakan aktivitas manusia yang dianggap mengganggu sehingga mereka
menyerang manusia. Toksin paederin pada tomcat inilah yang jika terkena kulit
manusia dapat membuat kulit melepuh, merah, bengkak dan mengeluarkan cairan.
Racun serangga ini konsentrasinya 12 kali lebih banyak dari racun kobra namun
tak mematikan.
Ada beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk
menghadapi kumbang kecil ini :
1.
Ketika melihat hewan kecil ini kita tak usah panik, cukup diamkan
hingga hewan tersebut pergi dengan sendirinya. Aktivitas berlebihan akan
membuat serangga ini terganggu dan menyerang manusia.
2. Jangan memencet serangga
ini karena lendirnya adalah racun
3. Jangan sampai terkena
racun yang berasal dari perutnya, jika terkena lendirnya jangan digosok dengan
tangan tetapi cucilah dengan sabun dan aliri dengan air.
4. Cara pencegahan
melakukan penyemprotan insektisida dan hindari kontak langsung dengan serangga
ini
5. Bila kulit terkena racun
biasanya diolesi salep seperti Hydrocortisone/betametasone.
6. Bersihkan tanaman yang
menjulur karena itu adalah habitat tomcat.
7. Tutup jendela dan pintu
saat menjelang malam hari karena tomcat menyukai cahaya lampu.
Dengan mengikuti tips
diatas, kita tak perlu takut bahkan hingga membunuh serangga ini. Penanganan
Tomcat tak harus selalu dibasmi dengan pestisida atau insektisida tetapi cukup mengenal
cara menghindari dan menangani serangga ini dengan baik. Tetapi, ketika
populasinya sudah tak terkontrol lagi, maka penyemprotan dapat dilakukan agar
keseimbangan ekosistem terjaga.
Di desa sendiri, kumbang Paederus ini merupakan sahabat para petani karena berfungsi
mengusir dan memakan jenis kutu dan hewan kepik hama padi, seperti hama wereng
yang menjadi musuh utama petani. Jika serangga ini terdapat di daerah
pesawahan, akan berdampak pada produksi padi yang melimpah karena hama padi
seperti wereng telah dimangsa kumbang ini. Sehingga para petani menolak keras
ketika serangga kecil ini akan dibasmi dengan insektisida.
Salah satu penyebab maraknya kumbang Rove ini di
daerah perkotaan adalah karena hilangnya habitat asal hewan ini yaitu daerah
pesawahan yang dialihfungsikan menjadi perumahan. Sehingga penyebab maraknya
wabah serangga ini adalah aktivitas manusia yang mengganggu habitat kumbang
kecil ini.
Jadi, manusia sendirilah yang menentukan apakah
Tomcat si kumbang kecil ini, menjadi sahabat yang menguntungkan atau musuh yang
mengerikan bagi lingkungan kita! Apabila keseimbangan ekosistem terganggu bukan
hanya Tomcat tetapi hewan lainpun dapat merugikan manusia contohnya wabah ulat
bulu yang menyerang pada tahun 2011 lalu. Maka, hendaklah kita menjadi manusia
yang peduli lingkungan bukan manusia yang merusak lingkungan. Ketika manusia
bersahabat dengan lingkungan, lingkungan akan menjadi sahabat terbaik bagi manusia... (Ina Noviana -MK kelas 7 Al Afgani )
0 komentar:
Posting Komentar